Berjalan Menuju Altar Suci Pernikahan

Kisah ini diceritakan dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan kondisi yang dialami oleh penulis. Penulisan istri dalam cerita ini maksudnya adalah calon istri ya 🙂

Kisah ini berawal dari bulan Oktober tahun 2018 dimana akhirnya saya dan istri memutuskan untuk melangkah ke tahap yang lebih serius. Desember 2018, kami berdiskusi secara serius dan merencanakan kapan kami akan melangsungkan pernikahan. Dengan income, biaya, dan segala pertimbangan lainnya, akhirnya kami memutuskan tanggal 12 Desember 2020 akan menjadi tanggal pernikahan kami. Ketika itu, semua masih terlihat samar, jalanan terasa begitu gelap, dan kami tidak tau apa yang menanti di depan kami.

Kami mulai mencoba menghadiri wedding fair, kami berkeliling, mencoba melihat WO, melihat bridal, dan wow saya hampir sampai di tahap putus asa ketika itu karena yang hadir di pameran tersebut memberikan harga yang jauh diatas perhitungan kami. Hari mulai sore ketika itu dan kami sudah mulai lelah, lelah mencari yang sesuai budget dan lelah karena tempatnya luas dan kami berjalan berkeliling kemana-mana. Di tengah keletihan tersebut, kami memutuskan untuk menuju ke stand pameran makanan dengan tujuan untuk testing food sekaligus makan malam 😀 dan ya kami makan malam dan sambil makan malam kami ditawari paket yang menurut saya sangat masuk akal. Paket catering dan tempat resepsi yang di dalamnya sudah termasuk bridal, foto, voucher jas, voucher mobil pengantin, voucher kue, pre wed dan hampir semua sudah disiapkan langsung dengan harga yang masih masuk akal dan tempat yang sangat bagus. Semua terasa begitu indah and we really thankful karena justru ketika putus asa dan niatnya cuma mau test food, mendapatkan tawaran yang sangat sesuai dan yang terpenting DP nya yang sangat affordable untuk kami.

Semua terasa indah ketika itu, saya dan istri begitu bersyukur atas berkat dan penyediaan yang Tuhan berikan. Di tahun 2019 saya pindah kerja ke tempat lain karena kalau saya dan istri saya berada di satu tempat yang sama, akan menjadi sulit di dalam interaksinya. Semua uang dan perjalanan terasa lancar semua, masih masuk dalam perhitungan sampai kekhawatiran mulai menyerang sekitar bulan Februari. Istri saya berada dalam tahun kontrak terakhir dan sedang berusaha untuk mencari pekerjaan baru, saya masih cukup tenang ketika itu dan masih yakin bahwa Tuhan akan memberikan jalan yang terbaik.

Jalanan terasa begitu berat karena di masa itu juga memasuki masa pandemi COVID-19. Kami mendengar kabar ada banyak pernikahan yang akhirnya harus diundur, termasuk beberapa teman kami yang akhirnya juga harus diundur. Saat itu kami masih cukup yakin karena masih jauh dari bulan Desember dan banyak prediksi, ahli, dan jurnal-jurnal yang mengatkan puncak pandemi di Indonesia akan bulan Juli/Agustus 2020 dan setelah itu akan turun dan semakin stabil.

Memasuki akhir semester, istri saya belum mendapatkan pekerjaan untuk pembelajaran semester depan. Jujur, untuk kami berdua, ini sebuah fakta dan kenyataan yang sulit untuk kami terima. Saya berdoa, bersujud di hadapan Tuhan. This is like dead end for us. Ini sungguh diluar rencana kami, dana tidak akan cukup sampai di bulan 12. Tetapi kami tidak memutuskan untuk berhenti. Tidak ada kata diundur, kami berusaha sebisa mungkin dengan tetap percaya bahwa Tuhan punya jalan yang jauh lebih baik.

Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.

Yesaya 55:8-9

Dan Tuhan tidak pernah salah, Dia tidak pernah gagal, ketika berserah sama Tuhan, Dia punya jalan yang terbaik. Sesungguhnya salah satu seni dari kehidupan kristiani adalah seni untuk berserah diri kepada jalan Tuhan. Perlahan usaha yang dilakukan mulai berbuah, ada murid-murid les yang Tuhan datangkan untuk istri saya dan juga untuk saya dan itu selalu meningkat setiap bulannya. Mulai dari sedikit murid, istri saya begitu bergumul karena materi yang berbeda dengan yang dia kuasai, tetapi tidak menyerah, belajar sampai malam, mempersiapkan kelas les sebaik mungkin, dan saya hanya bisa mendukungnya tetapi saya melihat usaha yang begitu keras, saya melihat bagaimana dia bekerja dan berusaha untuk setia dalam hal-hal kecil dan Tuhan akan percayakan hal-hal besar. Dan Tuhan tidak pernah ingkar janji, Tuhan percayakan hal-hal yang lebih besar dengan jumlah murid yang terus bertambah sampai jadwalnya di malam hari sudah full bahkan sampai akhir pekan juga terkadang ada jadwal mengajar les.

Rencana, budget, perhitungan semua berubah drastis. Tuhan punya perhitungannya sendiri, Tuhan punya rencana yang ketika saya mengingatnya, saya hanya bisa tersenyum dan terkagum akan keindahan dari rencana Tuhan. Memasuki bulan 11, situasi semakin menegangkan, pandemi belum berlalu, WO, catering sudah telpon untuk menanyakan apakah akan diundur atau tidak. Kami terus maju, iman kami mengatakan kami harus maju. Apakah ada pikiran untuk mundur? Yes, ada. Tetapi jauh di dalam hati, Roh, dan iman kami terus mendorong kami untuk trust God, percaya sama Tuhan dan akan rencana-Nya. 1 minggu sebelum hari H, barulah akhirnya di Jakarta diizinkan untuk mengadakan resepsi pernikahan di Jakarta secara legal. Dan kami adalah pengantin pertama yang melakukan resepsi untuk catering dan tempat dimana kami melakukan resepsi. And yes, God shows His power, His authority, dan He never fails.

Tuhan mengubah ratapan menjadi tarian.

Dia mengubah air mata kesedihan menjadi air mata kekaguman

Oh iya, karena pandemi kapasitas gedung jadi dibatasi, dan akhirnya jadi ada pemotongan yang membuat budget nya menjadi sangat pas. Jika tidak ada pemotongan, dana nya tidak akan cukup. Dan puji Tuhan akhirnya pernikahan bisa berlangsung dengan dana pribadi hasil keringat, hasil komitmen menabung, hasil mengencangkan ikat pinggang, tanpa meminjam dari pihak lainnya dan kami bisa menikmati pernikahan tanpa memikirkan dana yang belum dibayar. Karena semua sudah dibayar lunas. Tuhan tidak suka berhutang dan dia membuat saya tidak berhutang. All by His grace, semua hanya oleh kasih karunia. Sampai di bulan November ketika itu kalau saya dan istri menghitung pemasukan kami, we really amazed and saya sampai bilang ke istri, jika saat itu kamu keterima kerja di satu tempat, mungkin dana kita gak akan cukup, karena masih harus bayar kos, bayar makan sendiri, tetapi karena kamu ngajar les, di rumah, gak bayar kos, gak bayar makan, bahkan dapat income yang lebih dari rata-rata pemasukan kalau bekerja tetap. Dan ketika saya menulis inipun, saya masih tersenyum melihat karya Tuhan atas pernikahan kami.

Setiap malam kami berdoa bersama dan setiap berdoa untuk pernikahan ini kami berdoa “Tuhan, biarlah pernikahan kami menjadi berkat bagi banyak orang, biarlah pernikahan kami menjadi kesaksian akan kehebatan Tuhan.” And yes He answered our pray, even there are tears, troubles, problems, but this all only to show His mighty. Jika gak ada masalah sesulit ini, gak akan ada cerita seindah ini. Semoga cerita ini bisa menjadi kesaksian dan bisa menguatkan, apapun masalah yang sedang dihadapi, ingat bahwa He never fails and His way is far above your way.

God bless you

Leave a comment